Merayakan Kematian
Sang
guru mengalami sakit parah. Para pengikutnya merasa amat sedih kalau-kalau
mereka kehilangan sang guru yang mereka kagumi. Suatu hari sang guru memanggil
mereka semua dan memberikan kata-katanya yang terakhir di saat menjelang
kematiannya. Ia mengatakan bahwa bagi kebanyakan orang, kematian merupakan
tragedi yang menyakitkan, namun sebaliknya kematian justru seharusnya merupakan
hari sukacita untuk dirayakan.
Para
muridnya dengan rasa heran bertanya; "Ketika orang yang kita cintai
meninggal dunia dan kita tak akan pernah lagi mampu melihatnya, mengapa justru
harus dirayakan?"
"Ketika
seseorang telah menyelesaikan jalan yang harus dilampauinya, telah
menyelesaikan segala yang harus dipelajarinya selama hidup ini, bukankah ia
harus diwisuda? Dan bukankah saat wisuda merupakan saat yang
membahagiakan?" Demikian kata sang guru.
Setelah
berdiam sejenak ia melanjutkan; "Ketika seorang anak dilahirkan semua
orang bergembira ria. Dan ketika seseorang meninggal semua diliputi ratap dan
tangis. Pada hal seharusnya sebaliknya. Janganlah berpesta ria bila sebuah
kapal akan meninggalkan pelabuhan, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi
sepanjang perjalanan kapal tersebut di tengah laut lepas. Tetapi berpestalah
bila kapal itu telah kembali ke pelabuhan, karena ia telah melewati semua aral
dan rintangan di laut lepas."
Dikutip dari : http://www.nomor1.com/100000230790176/Merayakan-Kematian.htm
Komentar
Posting Komentar